Kajian Parenting Nabawiyah

Sabtu,8 Rabiul Awal 1445H /23 September 2023. Bertempat di SDIT Khaira Ummah, berlangsung kegiatan Parenting Nabawiyyah yang ke-2 di Tahun Pelajaran 2023-2024.

Tema kajian hari ini adalah "Landasan Pendidikan Islam" dengan pemateri Ustadz Ahmad Jamaludin,S.HI. Berikut ringkasan materi kajian parenting Nabawiyyah bersama beliau:

Sesungguhnya adalah sangat mudah bagi Allah dalam penciptaan makhluknya, sebagaimana Allah menciptakan Adam dari tanah dengan sekaligus "kun fayakun" kata Allah jadi maka jadilah.

Manusia tumbuh dan berkembang secara berproses, dari sejak benih, dalam kandungan, dilahirkan, tumbuh dari bayi hingga dewasa, sejatinya adalah atas kehendak Allah SWT. Dalam hal ini Allah menghendaki adanya keterlibatan manuasia dalam proses pertumbuhannya.

Dalam tumbuh kembang anak, yang diperhatikan bukan hanya masalah fisiknya, tapi juga akal dan hatinya, karena Allah memberikan bekal pada manusia dengan 3 potensi yaitu fisik, akal dan hati. Allah menjadikan kita sebagai orangtua menjadi wakil Allah di muka bumi untuk mendidik anak-anak kita, oleh karena itu kita harus membekali diri kita dengan ilmu supaya dapat mendidik anak-anak kita sesuai dengan kehendak Allah.

Ada beberapa hal yang harus dijadikan landasan dalam pendidikan Islam, yaitu:

1. Al-Qur'an

Surat Al-Jumu'ah ayat 2:

هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّۦنَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Artinya: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
Referensi : https://tafsirweb.com/10902-surat-al-jumuah-ayat-2.html

dalam ayat ini dijelasakan tentang tahapan pendidikan anak, yaitu:

pertama : membacakan ayat al-Qur'an di hadapan anak.bukan hanya sekali membaca melainkan berulang -ulang, minimal sekali dalam sehari membacakan ayat al-qur'an bagi mereka. Orangtua jangan merasa canggung atau sungkan membaca al-qur'an di depan anak-anaknya. Hal ini harus dibiasakan jika kita menginginkan anak-anak kita tumbuh dalam bimbingan sesuai dengan perintah Allah SWT

kedua : mengajarkan keimanan

Surat Al-'Alaq ayat 1-5

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ١ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ ٢ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ٣ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ٤ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ ٥

Artinya : “1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

cara mengajarkan keimanan bukanlah dengan mengajarkan teorinya saja. mengajarkan keimanan harus keluar dari hati yang dipenuhi dengan keimanan pula.

Dalam surat al-alaq tersebut dijelaskan bahwa belajar (iqra') harus dilandasi dengan keikhlasan (bismirobbika). Niat belajar harus ikhlas karena Allah bukan karena materi, bukan karena mengharapkan jadi sesuatu yang bernilai duniawi.

Orang yang mencari ilmu dengan niat karena Allah, maka akan Allah mudahkan jalannya menuju surga. sebaliknya orang yang mencari ilmu karena alasan dunia, maka dia tidak akan mencium wanginya surga, padahal wangi surga itu bisa dicium dari jarak ribuan tahun. Jika wanginya saja tidak didapat, apalagi masuk kedalamnya.

 وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim, no. 2699).

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu (belajar agama) yang seharusnya diharap adalah wajah Allah, tetapi ia mempelajarinya hanyalah untuk mencari harta benda dunia, maka dia tidak akan mendapatkan wangi surga di hari kiamat.” (HR. Abu Daud no. 3664, Ibnu Majah no. 252 dan Ahmad 2: 338. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Sumber https://rumaysho.com/7252-belajar-agama-hanya-untuk-mencari-dunia.html

cara mengajarkan keimanan:

1) Dengan cara mengenal Allah (makrifatullah), yaitu melalui makhluk ciptaannya.

     Orangtua hendaknya senantiasa mengenalkan apa yang ada di sekitarnya sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah. Mulai dari tubuh kita, itu diciptakan oleh Allah. Begitu juga dengan alam sekitar kita, itu semua adalah ciptaan Allah.

2) Dengan mengenalkan nikmat Allah

     Rizki yang dinikmati oleh kita, dari mulai makanan, pakaian , udara dan yang lainnya, hakikatnya adalah pemberian dari Allah yang harus disyukuri.

3) Dengan mengajarkan ibadah secara bertahap

    Mulai usia dini (0-5 tahun) ibadah diajarkan dengan cara diperlihatkan kepada anak. orangtua melakukan ibadah, menutup aurat di depan anak-anaknya sehingga mereka menjadi terbiasa dengan kegiatan ibadah.

ketiga: Mengajari ilmu dan Hikmah

2. Hadits

Dari Jundub bin Abdillah Al Bajali radhiallahu’anhu berkata: dulu kami (para sahabat Nabi) ketika masih berusia remaja saat bersama Nabi Shallahu’alaihi wasallam, kami belajar Iman sebelum belajar Al-Qur’an, ketika kami belajar A-Qur’an, maka bertambah iman kami, dan kalian (generasi tabi’in) hari ini belajar Al-Qur’an sebelum Iman” (HR. Ibnu Majah dan Ath Thabrani dalam Mu’jam Kabir dan dishahihkan oleh Albani)

Para ulama terdahulu selalu mengajarkan anak-anak mereka mempelajari adab terlebih dahulu sebelum mereka menuntut ilmu.

3. Siroh Nabawiyyah

   Yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat setiap hari adalah proses pendidikan. Setiap hari ada majlis ilmu yang di dalamnya diajarkan keimanan dan adab . Oleh karena itu sepantasnya kita mempelajari Siroh sebagai landasan bagi kita dalam mendidik anak-anak kita.

Demikian ringakasan materi kajian parenting Nabawiyyah kita hari ini. Wallahu'alam 

YS